RPS MK STATISTIKA PBS FEBI SEMESTER 2
MATERI MAKALAH
PENGANTAR STATISTIKA:
PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK
Pendahuluan
Statistika merupakan ilmu yang tidak dapat dipisahkan dari pengambilan keputusan di berbagai bidang, termasuk perbankan syariah. Sebagai mahasiswa perbankan syariah, pemahaman tentang statistika dan statistik menjadi kunci untuk menganalisis data keuangan, mengukur risiko, serta merancang produk yang sesuai dengan prinsip syariah. Makalah ini bertujuan menjelaskan konsep dasar statistika, peranannya dalam perbankan syariah, serta tantangan penerapannya.
1. Pengertian Statistika dan Statistik
1.1. Etimologi
-
Statistika berasal dari
bahasa Latin status (negara) dan bahasa Italia statista (ahli
negara). Awalnya, statistika digunakan untuk mengumpulkan data kependudukan dan
ekonomi negara.
- Statistik merujuk pada data numerik yang dihasilkan dari pengukuran atau observasi, seperti rata-rata laba, jumlah nasabah, atau pertumbuhan aset.
1.2. Definisi
-
Statistika: Ilmu yang
mempelajari cara pengumpulan, pengolahan, analisis, interpretasi, dan penyajian
data untuk mengambil kesimpulan (Sugiyono, 2017).
- Statistik: Hasil pengukuran atau deskripsi numerik dari suatu fenomena, misalnya statistik keuangan atau statistik nasabah.
Contoh dalam Perbankan Syariah:
- Statistika: Metode analisis untuk menilai risiko
pembiayaan mudharabah.
- Statistik: Data persentase nasabah yang memilih produk deposito syariah.
2. Fungsi Statistika dalam Perbankan Syariah
2.1. Manajemen Risiko
-
Analisis statistik membantu
mengukur risiko pembiayaan syariah (misalnya: pembiayaan mudharabah/musyarakah)
dan memprediksi kemungkinan gagal bayar.
- Contoh: Regresi logistik untuk memprediksi default pembiungan berdasarkan riwayat nasabah.
2.2. Analisis Kinerja Produk
- Evaluasi kinerja produk keuangan syariah (deposito, sukuk, atau reksadana syariah) menggunakan ukuran pemusatan data (mean, median) dan dispersi (standar deviasi).
2.3. Penelitian Pasar
- Pengumpulan data preferensi nasabah terhadap produk syariah menggunakan teknik sampling.
2.4. Kepatuhan Syariah
-
Analisis statistik
memastikan transaksi sesuai prinsip syariah, seperti menghindari riba dan
gharar.
- Contoh: Uji proporsi untuk memverifikasi bahwa 0% transaksi mengandung unsur riba.
3. Jenis-Jenis Statistika
3.1. Statistika Deskriptif
-
Menjelaskan karakteristik
data melalui tabel, grafik, dan ukuran numerik.
- Contoh: Menghitung rata-rata bagi hasil deposito syariah dalam 5 tahun terakhir.
3.2. Statistika Inferensial
-
Mengambil kesimpulan
tentang populasi berdasarkan sampel.
- Contoh: Uji hipotesis untuk mengetahui apakah ada perbedaan signifikan antara kepuasan nasabah di cabang syariah vs konvensional.
4. Konsep Dasar Statistika
4.1. Populasi dan Sampel
- Populasi: Seluruh nasabah bank syariah di Indonesia.
- Sampel: Sebagian nasabah yang diambil untuk survei kepuasan.
4.2. Jenis Data
- Kuantitatif: Jumlah transaksi, nilai aset.
- Kualitatif: Opini nasabah tentang layanan syariah.
4.3. Skala Pengukuran
- Nominal (jenis akun: mudharabah/murabahah), Ordinal (tingkat kepuasan), Interval (tanggal transaksi), Rasio (saldo rekening).
5. Tantangan Penerapan Statistika di Perbankan Syariah
1. Ketersediaan Data: Data historis terbatas karena
perbankan syariah relatif baru.
2. Kepatuhan Syariah: Metode analisis harus menghindari
variabel yang bertentangan dengan prinsip Islam (misalnya: bunga).
3. Interpretasi Hasil: Memastikan kesimpulan tidak melanggar
etika syariah, seperti adil dalam pembagian risiko.
4. Teknologi: Integrasi dengan fintech syariah memerlukan model statistik yang kompleks.
6. Jenis Data dalam Statistika: Kualitatif vs Kuantitatif
Pembedaan data kualitatif dan kuantitatif adalah fondasi dalam analisis statistik. Pemahaman ini membantu mahasiswa memilih metode pengolahan data yang tepat, terutama dalam konteks perbankan syariah yang memerlukan pendekatan holistik (baik numerik maupun kontekstual).
6.1. Data Kualitatif (Data Kategorik)
Definisi:
Data yang menggambarkan sifat, kategori, atau karakteristik non-numerik. Biasanya diukur melalui kata-kata, simbol, atau deskripsi.
Ciri-Ciri:
- Tidak dapat diukur secara matematis.
- Bersifat subjektif dan deskriptif.
- Dikelompokkan berdasarkan kategori atau tema.
Skala Pengukuran:
- Nominal: Kategori tanpa urutan (misal: jenis akun bank
syariah).
- Ordinal: Kategori dengan urutan (misal: tingkat kepuasan nasabah: sangat puas, puas, tidak puas).
Contoh dalam Perbankan Syariah:
1. Jenis produk syariah yang dipilih nasabah (mudharabah,
murabahah, musyarakah).
2. Alasan nasabah memilih bank syariah (kepercayaan
religius, keuntungan, reputasi).
3. Opini nasabah tentang layanan digital bank syariah (sangat baik, baik, buruk).
Studi Kasus 1: Analisis Preferensi Nasabah Terhadap
Produk Syariah
- Tujuan: Mengetahui faktor utama nasabah memilih deposito
syariah.
- Metode Pengumpulan Data: Wawancara atau kuesioner
terbuka.
- Hasil Kualitatif:
- 60% nasabah
menyatakan "kepercayaan terhadap prinsip bagi hasil sesuai
syariah".
- 25% menjawab "reputasi
bank sebagai lembaga syariah terpercaya".
- 15% memilih "rekomendasi
keluarga atau teman".
- Analisis: Data ini membantu bank merancang kampanye pemasaran yang menekankan transparansi bagi hasil dan kehalalan produk.
6.2. Data Kuantitatif (Data Numerik)
Definisi:
Data yang dapat diukur secara numerik dan dapat diolah dengan operasi matematika.
Ciri-Ciri:
- Bersifat objektif dan terstruktur.
- Dapat diukur dalam satuan tertentu (rupiah, persentase, jumlah transaksi).
Skala Pengukuran:
- Interval: Data numerik tanpa titik nol absolut (misal:
suhu ruangan).
- Rasio: Data numerik dengan titik nol absolut (misal: saldo rekening, jumlah transaksi).
Contoh dalam Perbankan Syariah:
1. Jumlah nasabah aktif di cabang syariah (contoh: 10.000
nasabah).
2. Rata-rata bagi hasil deposito syariah per tahun (contoh:
5.8%).
3. Pertumbuhan aset bank syariah triwulanan (contoh: +12%).
Studi Kasus 2: Evaluasi Kinerja Pembiayaan Mudharabah
- Tujuan: Mengukur tingkat pengembalian pembiayaan
mudharabah dalam 5 tahun terakhir.
- Metode Pengumpulan Data: Data historis neraca keuangan
bank.
- Hasil Kuantitatif:
- Rata-rata
pengembalian: 7.2% per tahun.
- Standar deviasi:
1.5% (menunjukkan risiko fluktuasi rendah).
- Jumlah pembiayaan
default: 2% dari total portofolio.
- Analisis: Data ini membantu manajemen menilai stabilitas produk dan menetapkan kebijakan mitigasi risiko.
6.3. Perbedaan Utama Data Kualitatif vs Kuantitatif
Aspek |
Data
Kualitatif |
Data
Kuantitatif |
Sifat Data |
Deskriptif, non-numerik |
Numerik, terukur |
Contoh |
"Nasabah puas dengan
layanan syariah" |
"80% nasabah memberi
rating 4/5" |
Metode Analisis |
Analisis tematik, coding |
Statistik
deskriptif/inferensial |
Alat Pengumpulan |
Wawancara, observasi, kuesioner
terbuka |
Survei terstruktur, database
transaksi |
Tujuan |
Memahami motivasi, persepsi |
Mengukur tren, menghitung
risiko |
6.4. Studi Kasus Integratif: Pengembangan Produk Tabungan
Pendidikan Syariah
Latar Belakang: Sebuah bank syariah ingin meluncurkan produk tabungan pendidikan dengan prinsip mudharabah.
Langkah Analisis:
1. Data Kualitatif:
- Wawancara dengan
calon nasabah (orang tua):
- "Saya
ingin tabungan yang tidak mengandung riba."
- "Fitur
auto-debit dari gaji penting untuk disiplin menabung."
- FGD (Focus Group
Discussion) dengan ulama syariah:
- "Produk harus memastikan dana tidak diinvestasikan di sektor haram."
2. Data Kuantitatif:
- Survei
terstruktur:
- 70% responden
tertarik menabung Rp500.000/bulan.
- 85%
menginginkan imbal hasil minimal 6% per tahun.
- Analisis
pasar:
- Potensi pasar: 200.000 keluarga di wilayah Jawa Barat.
Kesimpulan Integratif:
- Kualitatif: Produk harus menekankan kehalalan dan
kemudahan transaksi.
- Kuantitatif: Bank perlu menetapkan imbal hasil kompetitif (6-7%) dengan risiko rendah.
6.5. Tantangan dalam Penggunaan Kedua Jenis Data
1. Bias Interpretasi: Data kualitatif rentan subjektivitas
(misal: nasabah mungkin tidak jujur dalam wawancara).
2. Keterbatasan Numerik: Data kuantitatif tidak menjelaskan
"mengapa" suatu tren terjadi.
3. Integrasi Data: Menggabungkan kedua jenis data memerlukan pendekatan mixed-methods yang kompleks.
7. Latihan Praktikum untuk Mahasiswa
Tujuan: Melatih mahasiswa membedakan data kualitatif dan kuantitatif.
Studi Kasus Sederhana:
- Situasi: Bank syariah "X" mengalami penurunan
nasabah deposito sebesar 15% dalam 6 bulan terakhir.
- Tugas:
1. Identifikasi 3
contoh data kualitatif dan kuantitatif yang perlu dikumpulkan.
2. Jelaskan metode analisis yang sesuai untuk masing-masing data.
Contoh Jawaban:
- Kualitatif:
- Wawancara dengan
nasabah yang keluar: "Saya beralih karena imbal hasil lebih tinggi di bank
lain."
- Analisis: Coding
tema "tingkat imbal hasil" dan "kepuasan layanan".
- Kuantitatif:
- Data historis
imbal hasil deposito bank "X" vs kompetitor.
- Analisis: Uji beda rata-rata (t-test) untuk membandingkan imbal hasil.
Kesimpulan
Pembedaan data kualitatif dan kuantitatif adalah keterampilan esensial bagi mahasiswa perbankan syariah. Data kualitatif membantu memahami motivasi dan persepsi nasabah, sementara data kuantitatif memberikan dasar objektif untuk pengambilan keputusan. Integrasi keduanya akan menghasilkan strategi yang holistik dan sesuai prinsip syariah.
Statistika adalah alat vital bagi mahasiswa perbankan syariah untuk mengambil keputusan berbasis data yang akurat dan sesuai syariah. Pemahaman tentang jenis data, metode analisis, dan tantangan penerapannya akan meningkatkan kompetensi dalam mengembangkan industri keuangan syariah yang berkelanjutan.
Daftar Pustaka
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Antonio, M. S. (2001). Bank Syariah: Dari Teori ke
Praktik. Jakarta: Gema Insani.
Triola, M. F. (2018). Elementary Statistics.
Pearson.
Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative,
Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Sage.
Bank Indonesia. (2022). Statistik Perbankan Syariah. Diakses dari [www.bi.go.id] (https://www.bi.go.id).
Posting Komentar